![]() |
foto ilustrasi: istimewa |
Oleh:adindanenii
Maaf, aku mengabadikanmu dalam sebuah catatan.
Catatan pertama, kedua, dan yang tak terhitung
adalah bukti cacatku sebagai manusia. Tentang perkenalan denganmu,
kemudian berlanjut menjadi kekagumankupadamu yang tiada tara,
lalu jatuh hati setengah mati.
Catatan yang entah ke berapa, aku mengabadikanmu
pada catatan berjudul “DIA PEMILIK APA YANG KUPUNYA”
-
Pada catatan yang tak kuberi judul, aku mengenangmu,
mengabadikanmu dalam kisah pilu di antara kita.
Lupa berkabar. Absen menyapa.
Enggan mengunjungi kota kenangan.
Lupa cara berbalas pesan, tidak menjawab
telepon.
Sampai pada titik terberat ketika aku
dipaksa melepasmu.
Catatan yang tak ingin kutulis,
sebab memang benar,
bukti bahwa aku adalah manusia
cacat,
yang tak merelakan kepunyaanku dinikmati oleh orang lain.
Sampai kapan pun tak memberikan rela.
Sebagaiamana pun aku ditentang!
Sebesar apa pun khilafku.
Semarang, 17 Januari 2018
suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar