Tuhan,
aku ingin tanyakan sesuatu padaMu, pertanyaan yang sebenarnya aku
sendiri sudah tau jawabannya. Hmm, aku cuma pingin memastikan kalau
perasaan ini benar adanya.
Di penghujung tahun ini, aku terlihat seperti orang gila. Kau tau sendiri, Tuhan, akhir-akhir ini aku sering sekali mendadak senyum-senyum sendiri, lalu tiba-tiba terdiam, lalu tersenyum lagi sampai pada titik aku harus tertawa selepas-lepasnya. Tuhan, Kau tau apa yang membuatku gila, bukan? Hehe, terima kasih, Tuhan, Kau hadiahi aku sekelumit cerita ‘wagu’ di akhir tahun 2014. Mungkin suatu saat nanti ini akan menjadi catatan cupu untukku. Atau kalau tidak, ini akan menjadi cerita lelucon yang paling romantis.
Tuhan, sampai detik ketika aku menuliskan ini, wajah sok unyunya masih saja bergelantungan dibayanganku. Ini kenapa, Tuhan? Semakin kupungkiri untuk tidak mengakui kalau aku menyukainya, wajahnya nampak semakin nyata. Seperti sedang meledek. Seperti merasa menang kalau ternyata dia bisa juga melelehkan hatiku.
Tuhan, kemarin itu aku cuma salah nunjuk, Kau dan aku salah paham (mungkin). Salah siapa coba dia pasang ekspresi sok unyu sampai bikin aku pangling gitu? Salah siapa coba kalau tanpa sadar aku bilang dia itu imut. Waktu aku bilang imut, aku belum ngeuh kalau dia itu cowok yang tidak boleh suka sama aku, dan aku tidak boleh suka sama dia. Iya, Tuhan, dia yang sebelumnya udah dengan lantang aku kasih batesan. Ah, Tuhan, kenapa harus dia?
Tuhan, benarkah Kau mempertemukan dia denganku untuk membuatku jatuh cinta (lagi)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar