Hangat pelukmu tak juga cairkan rindu
Aku justru semakin beku, rinduku
mengeras seperti batu
Satu detik, dua detik, tiga detik;
pelukanmu merenggang
Aku seperti melihatmu dalam bentuk
bayang-bayang
Tajam sorot matamu mencabik-cabik
keraguan dalam hati
Lalu kuteguhkan lagi dan lagi; kumpulan
percaya di dalam diri
Satu detik, dua detik, tiga detik; sorot
matamu menumpul
Aku menemukanmu pada jarak yang semakin
jauh
Kecupan bibirmu mendarat lembut di bibir
merahku
Aku tenggelam sedalam-dalamnya pada rasa
bertemakan ketulusan
Aku percaya pada hebatnya kekuatan rasa yang
mampu menjungkirbalikkan hati
Satu detik, dua detik, tiga detik; tubuhmu
mengudara
Pada hangat pelukmu, tajam sorot matamu,
juga kecupan lembut bibirmu
Kamu tinggalkan semua itu di diriku,
membekas dan tak akan pernah sirna
Pada jarak yang kemudian kamu cipta;
ukuran atas doa-doa yang terpanjat
Aku percaya, kamu pergi untuk kembali, bertemu
denganku lantas menuai rindu
Semarang,
06 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar