April 08, 2015

Perpustakaan Masih Menyimpan Impian Kita

Perpustakaan emang tempat paling rapi buat nyimpen semua hal yang pernah kita lakuin. Seperti rapinya buku-buku yang tersusun di rak-rak besar di perpustakaan ini. Selalu ada sekelumit kenangan yang menyambutku di sini ketika aku mendorong pintunya, masuk dan mutusin buat duduk. Sebenernya, mutusin berlama-lama buat duduk di sini adalah hal yang paling membuatku gila. Makanya aku lebih sering berkunjung ke perpustakaan pusat daripada ke perpustakaan fakultas.

Entahlah apa yang membuatku duduk di perpustakaan ini sekarang. Sekadar mencari-cari referensi buat bahan skripsiku atau mencari-cari cerita kita yang banyak tertinggal di sini? Yang pasti di pilihan kedua ada rindu yang tiba-tiba menjalar. Tebakanmu selalu benar, di sini aku nggak bakal pernah fokus dengan tujuan-tujuan akademik, kefokusanku akan lebih masuk pada kenangan kita, menyusup hingga ke bagian kenangan yang paling dalam.

Beberapa menit yang lalu gerimis, bisa kulihat dari balik jendela tempatku duduk kalau langitnya gelap. Sempat kunikmati gerimisnya, cuma sekejap, lalu aku kembali memaksa diri buat melebur ke dalam skripsi yang sedang kuketik. Aku nggak bener-bener ngerti apa yang aku ketik, karena sialnya otakku udah penuh dengan cerita kita dulu.

Aku menilik lagi ke jendela di depanku. Lihatlah awan-awan di langit sana. Tiba-tiba cerah. Sepertinya mereka pingin ikut bernotalgia denganku yang lagi-lagi keinget kamu.



Dulu sebelum gelar SE kamu sandang dan kamu belum merantau ke tempat yang lebih jauh, kita banyak menghabiskan waktu di perpustakaan ini. Kerapkali kita cuma duduk-duduk di balik meja kerjamu. Kalau mulai bosan kita bakal ninggalin meja kerjamu, berpindah di pojokan perpustakaan, terus kamu buka jendela padahal AC ruangan hidup, dan kamu ngajakin aku buat nggantungin impian-impian di langit sana. Ya, masa depan emang selalu jadi prioritas di hidupmu. Lantas, kamu bakal balik lagi ke meja kerjamu kala ada anak lain yang manggil-manggil kamu buat balikin atau pinjem buku. Kamu menarikku dan aku mengekor di belakangmu. Coba dulu kamu nggak minta aku buat nemenin jaga perpustakaan, mungkin perpustakaan nggak bakal semenarik ini.

Sekarag impian-impian yang sempat kamu gantungin di atas sana, sebagian udah berhasil kamu capai. Bahkan kalau kamu cerita, hasilnya melebihi apa yang kamu impikan. Aku masih mengakui kalau kamu hebat. Ambisimu nggak ada yang ngalahin. Dari situ kamu habis-habisan ngeledekin aku. Just for fun, justru ledekanmu itu bikin tekadku menjadi-jadi, aku harus bisa ngalahin kamu! Harus!

Aku jadi inget tentang khayalan kita yang jadi pemimpin perusahaan, pakai pakaian formal dan bla bla. Semakin banyak khayalan sampai pada khayalan kita pakai kaos-kaos oblong ala pengusaha sukses dan bla bla bla. Kamu hampir mencapai itu dan aku belum menjadi apa pun. Seenggaknya aku lagi berjuang. Memperjuangkan impian-impian konyol yang pernah kita rangkai.

Hahaha, sadar nggak sadar di perpustakaan inilah banyak impian yang kita cipta. Dan masih buanyak tempat lain yang pernah kita titipi impian konyol kita. Semoga kita lekas menjadi apa yang kita mau dari diri kita masing-masing. Semoga masih banyak ledekan yang kamu simpan untuk aku yang sering hampir menyerah. Terima kasih buat dukunganmu. Thanks, temen rusuh!
Aku pulang dulu, aku salah tempat kalau mau ngerjain skripsi di sini.


- Perpustakaan Fakultas Ekonomi Univ. Semarang, satu-satunya tempat yang bisa ngobatin kangenku sama kamu. Haha- April 2015


Tidak ada komentar: