Januari 01, 2016

Catatan Penutup di Tahun 2015

Baterai di ponselku tinggal 43 persen. Masih ada beberapa judul buku yang belum sempat kubaca. Secangkir kopi yang entah keberapa telah tandas di penghujung tahun 2015 olehku. Aku di kamar, sedang tidak menyalakan televisi, sedang tidak menuliskan pencapaian atau harapan apa pun untuk tahun berikutnya. Hanya sedang menikmati kipas angin yang berputar-putar dan menulis, lebih tepatnya mengetik.

Sejujurnya, di penghujung tahun ini aku cuma butuh teman ngopi, teman tertawa, atau teman merenung. Hanya saja, temanku itu sedang tugas di Jawa Timur dengan sisa patah hatinya. Aku sempat menertawakan kegagalan cintanya kemarin. Hahaha, rasain!
Atau temanku satu lagi, yang kalau di tanya keberadaannya, selalu menjawab, “di tempat yang ada Tuhannya.” Yang berpedoman bahwa terlihat menarik itu lebih penting daripada terlihat ganteng. Yang kemarin menertawakanku ketika mendengar tangisanku di penghujung telepon. Entahlah.
Lalu, rindu itu hadir. Rasanya entah sudah berapa lama tidak duduk dengan mereka sambil menikmati secangkir kopi, sesekali adu mulut lantaran tak sependapat dengan buku-buku apa yang bagus untuk dibaca, atau perempuan-perempuan mana yang seharusnya tak perlu dipertahankan, atau lelaki mana yang seharusnya mempersuntingku -halahhhh-. Dan banyak hal lainnya yang kurasa memang perlu kurindukan.

Tak ada yang spesial di penghujung tahun ini, kecuali:
Seharian ini, dimulai dari menunaikan solat Shubuh, lalu aku mencuci pakaian-pakaian kotor, menyetrika pakaian kerja Babe dan Kakanda, membuatkan kopi dan susu untuk seisi rumah, mencuci gelas-gelas kotor, mandi, membaca buku, menonton televisi, menulis cerpen, menulis puisi, mengirim tulisan (semoga berjodoh), menyapu, membeli nasi goreng dan mi jawa buat Babe sama Bunda, menulis lirik lagu (lagi), membalas WA teman lama, merindukannya, mengaamiini doa-doa yang terbaca di recent update BB atau yang muncul di beranda sosmed, menertawakan ketololan-ketololan selama ini, mendengarkan bunyi kembang api dan menuliskan ini.

Sekalian ingin sekali kuucapkan banyak terima kasih kepada Sang Penguasa Jagad Raya yang selama tahun 2015 ini telah mempertemukanku dengan orang-orang baru dengan cara yang sedikit wagu tapi romantis. Yang telah menyeretku masuk ke problem-problem yang bikin aku agak gila, tidak masuk akal, tapi apa pun itu Kau tetap menjadi satu-satunya penolong bagiku. Yang membuatku mengerti (lagi) bahwa (masih) ada (banyak) musuh dalam selimut, sehingga aku harus lebih mawas diri. Yang kupercayai sekali Kau telah merencanakan sesuatu yang besar untukku. 

Dan, semoga tahun besok aku bisa jatuh cinta dengan yang namanya "Ulang Tahun".

Udah gitu aja untuk catatan penutup di tahun 2015.




Semarang, otw tahun baru.

Tidak ada komentar: