Bulan
puasa adalah momen apik untuk mendekatkan yang jauh atau menjauhkan yang
dekat. Tidak sedikit yang menjadikan bulan puasa sebagai ajang reuni atau
menjalin kembali silaturahim. Jangan salah, alih-alih memenuhi undangan buka
bersama, sebenarnya ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan momen ini
sebagai kesempatan cinta lama bersemi kembali. Awas baper...
Kamu
akan menemukan grup-grup chat-mu yang
setelah sekian lama mati mendadak hidup lagi. Grup-grup chat berbau alumni mungkin akan membawamu bernostalgia. Pembahasan
acara buka bersama akan menumpuk di sana, dari pembahasan tempat sampai dengan
nominal iuran.
Adakah
di antara kamu yang sibuk sendiri di tengah hiruk pikuk pembahasan via chat di grup itu?
Kamu
sibuk sendiri, mencari-cari seseorang di kontak grup, entah itu mantan pacar,
mantan gebetan yang tiba-tiba menjauh, atau orang yang diam-diam kamu kagumi
kala itu. Kamu menemukannya, hatimu berbunga-bunga, ada rindu yang bergejolak.
Kemudian kamu mulai memantau apakah dia akan datang ke acara buka bersama atau
tidak. Ketika kamu tau dia akan datang, kamu justru resah. Kamu mulai
memikirkan, akan bersikap bagaimana atau akan bilang apa kalau bertemu
dengannya. Tidak hanya itu, mungkin kamu akan menyusuri lemari pakaianmu
jauh-jauh hari, memastikan kamu akan mengenakan pakaian terbaik. Ya, alasannya
biar ‘dilihat’ dia, gitu. Hmm, itu kamu gagal move on atau mau bikin dia nyesel
pernah menyampakanmu? Entahlah, namanya juga jomblo, asumsinya bisa apa saja.
***
Di hari acara buka bersama, dia berdiri tepat di hadapanmu, melempar senyum, menjabat tanganmu, kemudian bertanya, "apa kabar?" Kamu kikuk, ditambah lagi ledekan dari mulut teman-temanmu yang tidak bisa berhenti, kamu di-cieecieee-in. Mungkin dia biasa saja atau bisa jadi sama sepertimu, malu dan salah tingkah. Tetapi, kamu pura-pura masih pada sikap cool, padahal entah di dalam hatimu. Kamu menikmati lagi saat-saat berbincang dengannya, mengakrabi yang pernah ada, mengacuhkan mulut teman-temanmu.
ADA HARAPAN. Kamu mulai berharap yang pernah terlewat bisa terulang kembali, atau hal-hal indah yang belum terjadi bisa kamu alami bersamanya. Hingga acara buka bersama itu selesai, rindu-rindu juga sudah sampai pada obatnya, kamu berharap akan ada komunikasi lanjut yang lebih intens. Mendekatkankan yang jauh. Ah, Mblo ... tidak berlebihan sih, tapi ada yang kamu lupa. Apa? Nanti dulu.
Di puncak acara pasti ada foto bersama, kamu memilih berfoto disampingnya. Mulut teman-temanmu mulai bercuit-cuit, entah itu menunjukkan suka atau tidak. Lalu apa yang kamu lupa?
Hmmm, sebelum berpamitan satu sama lain, ternyata dia menyiapkan undangan pernikahan untuk dibagi-bagikan, atau ternyata dia sudah dijemput dengan pasangan dan anaknya, atau dia sudah ditunggu oleh pacarnya. Kamu tertegun melihatnya pulang bukan denganmu. Ya, sejak awal kamu lupa apakah dia telah dimiliki atau telah memiliki orang lain. Kamu belum-belum sudah baper, sudah besar kepala, terlalu cepat berasumsi.
Melihatmu mengalami hal demikian, teman-temanmu tak hentinya menertawakanmu, melihatmu dengan tatapan iba. Tetapi kamu tetap mengambil hal positif dari acara buka bersama itu, setidaknya silaturahim kalian tetap terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar