![]() |
Ilustrasi Foto: Istimewa |
Hal
termudah buat menghargai diri sendiri adalah dengan cara menyayanginya. Dengan melakukan
hal yang kita suka, pastinya. Tapi terkadang, hal mudah tersebut menjadi begitu
rumit ketika kita sudah dibutakan oleh cinta. Alih-alih mendengarkan
nasehat-nasehat pacar yang tujuannya menjaga kita dengan embel-embel cinta luar
biasa, justru disitulah secara tidak langsung hak-hak kita mulai dirampas.
Pernahkah diantara kalian mengalami hal demikian?
Dulu
sekali, aku pernah turut merasakan bagaimana dengan mulusnya satu per satu akses
kegiatan-kegiatan positif seorang teman, dimana kegiatan tersebut adalah cara
ia berekspresi dan berkreativitas mendadak mati seketika. Ya, bukan lain karena
pacarnya melarang dia untuk melakukan lebih banyak hal, kecuali atas permintaan
pacarnya.
Awalnya,
ia merasa tersanjung dikhawatirkan dengan sebegitunya. Lambat laun ia mulai
gelisah. Gelisah yang merambat juga ke perasaanku. Ia merasa kehidupannya hanya
seputar ia dan pacarnya, bukanlagi tentang ia dengan teman-temannya atau ia
dengan kegiatan-kegiatan berjejaring positifnya. Pun aku merasa demikian, ia
tidak pernah lagi berada di antara tawa teman-teman yang lainnya. Ia tak pernah
terlihat kecuali di samping pacarnya.
“Kamu
kelihatan nggak fresh sekarang, kayak
ada stres-stresnya gitu,” candaku suatu ketika. Dari kalimat yang begitu saja,
dia memuntahkan segala unek-unek di hatinya. Siapa sangka?
Nggak tau harus bertahan kayak gimana lagi.
Si B (pacar dia) selalu nuntut aku ini dan itu. Aku harus jadi apa yang menurut
mata dan pikirannya baik. Aku dilarang ini dan itu, termasuk harus ninggalin
semua kegiatan yang aku suka. Alesannya? Dia takut kalo aku ngelirik cowok lain
atau ada cowok lain yang deketin aku. Aku ngerasa dia nggak percaya sama aku.
Padahal mati-matian aku jaga hati buat dia.
Akhir-akhir ini aku suka ribut sama dia,
hampir tiap hari. Aku mergokin dia selingkuh, aku maafin. Semenjak kejadian
itu, dia jadi uring-uringan nggak jelas. Dia jadi sering nuduh aku yang
selingkuh karena dia pikir aku ada niatan buat bales dia. Demi apapun aku nggak
ngerti sama pikiran dia. Aku capek banget sama hubunganku ini. Dia suka
ngamuk-ngamuk nggak jelas, mancing-mancing buat ribut dan selalu berakhir
dengan nyalahin aku. Padahal, aku sendiri nggak ngerti apa yang sebenernya sedang
kita ributin.
Semua yang orang lain lihat, itu cuma sementara.
Seneng-seneng, ketawa-ketawa, mesra-mesraan, itu bohong. Aku selalu khawatir
tiap detiknya, dia kayak punya dua wajah, punya dua kepribadian. Aku pingin putus, tapi takut banget. Aku
ngerasa dia nggak bisa lagi bikin hubungan jadi nyaman.
“Sampai
kapan kamu bakal bertahan di hubungan nggak sehat macem begini?”
Dia menggeleng,
mukanya ditekuk sampai penyok. Hei, kamu harus mengambil keputusan secepat
mungkin sebelum stressmu itu makin menjadi. Lihatlah dirimu yang sekarang,
sedih kemana-mana. Ketidakadilan dalam hubunganmu itu bukan lagi harus
diperbaiki, tapi harus diakhiri. Kamu tidak boleh takut karena satu ancaman,
itu resiko dan itu lebih baik daripada kamu harus menelan kesedihan
berulang-ulang setiap harinya. Kamu harus kuat. Sadar tidak, barangkali dia
melakukan itu semua karena kamu nurut-nurut aja, kamu tidak protes, sebab itu
dia selalu menjadikanmu pelampiasan. Itu bukan hal wajar sekalipun atas
embel-embel cintak! Dikerjain kamu, tuh. Dia sudah mengambilalih kesenanganmu, Dear.
Hei! Btw,
apakah kalian tau kalo kalimat-kalimat semacem, lipstikan dong, kita mau ketemu temen-temen aku loh; Yank, pake baju
ini aja biar keliatan lebih seksi, biar enak dilihatnya, itu adalah bentuk dari
body shaming dan verbal abuse, loh. Mengomentari kekurangan fisik orang lain, semoga
kita bisa ngurang-ngurangin hal tersebut yak, soalnya ini mulut juga kadang suka
tidak terkondisikan. Deuh, maafkan,
Jadi,
kalo sekarang kamu ngerasa berada di sebuah hubungan yang isinya tiap hari
berantem dan selalu dalam kekangan, dah cari yang laen. Kalo jodoh tidak bakal
kemana, kok, bisa jadi dia kembali dengan sikap dan sifat yang lebih baik,
kan?! Siapa yang tau...
Kamu
berharga.
Kamu
luar biasa.
Respect
is the highest value of relationship.
Be
respect to ourselves
Be bold
for our bright future
Be brave to forgive those who hurts us,
because they made who we are today.
😊😊😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar